Wednesday, December 8, 2010

Review Teori Pembangunan Dunia Ketiga

Arief Budiman dalam tulisannya yang berjudul Teori Pembangunan Dunia Ketiga menjelaskan seluk beluk mengenai teori structural kaitannya dengan hubungan ketergantungan antar negara. Menurut Arief Budiman, teori structural memaparkan bahwa faktor kemajuan suatu masyarakat dan keberhasilan sistem-sistem sosial yang ada bergantung pada lingkungan materialnya. Teori ini merupakan kritik bagi kaum modernis yang berpendapat bahwa kemajuan suatu bangsa bergantung pada etos kerja masyarakatnya. Sedangkan teori ketergantungan yang menjelaskan bahwa antara satu negara dengan negara yang lain memiliki relasi yang kuat dan saling tergantung merupakan kritik atas tesis Marx yang berargumen bahwa kapitalisme menjangkiti hampir semua negara di dunia karena ada dominasi kelas.

Dalam tulisan ini, Arief Budiman menjelaskan adanya ketergantungan antara negara ketiga dengan negara maju. Hal ini dibuktikan dengan adanya proses industrialisasi yang dicanangkan oleh negara maju kepada negara berkembang sebagai prasyarat modernisasi. Sesungguhnya prasyarat ini merupakan suatu taktik agar negara maju dapat menanamkan sahamnya dan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari negara ketiga. Disebutkan bahwa negara di dunia yang terbagi menjadi dua tipe, yaitu negara pusat yang menghasilkan barang-barang industry dan negara pinggiran yang menghasilkan komoditas pertanian. Adanya pembagian ranah kerja ini diharapkan dapat menjadi simbiosis yang menguntungkan bagi masing-masing negara, namun kenyataannya adalah negara industrilah yang paling diuntungkan dengan adanya pembagian ranah kerja ini karena negara penghasil pertanian menjadi sangat bergantung pada negara industry, sehingga negara industry mampu menciptakan monopoli perdagangan seluas-luasnya.

Menurut saya, teori ketergantungan dewasa ini malahan berdampak buruk pada hubungan antar negara-negara di dunia, karena dengan adanya sifat yang sangat bergantung antara negara pinggiran terhadap negara pusat di mana keadaan tersebut dimanfaatkan oleh negara pusat untuk memperkaya dirinya sendiri sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara di dunia. Teori ketergantungan juga tidak memposisikan negara sebagai satu-satunya institusi yang sah dalam mengatur kehidupan warga negaranya, teori ini justru mengedepankan kelompok elit dan borjuasi yang berkecimpung dalam praktek-praktek ekonomi. Selain itu, teori ini bukan teori yang solutif karena ketika ketergantungan menjadi suatu hal yang negative, teori ini tidak memberikan langkah-langkah bagaimana suatu negara dapat berhenti bergantung pada negara lain demi kemajuan negara itu sendiri.

Diposkan oleh princess_fp di 10.34  
FRIZCA ROOSDHIANA PUTRI
09/282943/SP/23619

No comments:

Post a Comment